Positif dan Negatifnya Selfie - garo-Blog.com



garo-Blog.com -  Assalamu'alaikum sobat garo-blog.com semuanya,,,pastinya selalu dalam keadaan sehat bukan, nah sobat semuanya tentunya untuk jaman sekarang ini pastinya orang mempunyai sebuah alat komunikasi yang bernama dan tenar sekarang adalah smartphone.

Sobat semuanya, dalam hal ini tentunya didalam penggunakan sebuah smartphone pastinya dilihat dari segi fitur-fitur yang mendukung smartphone tersebut contohnya dalam segi kamera. kamera yang sering dilihat dari segi mega pixelnya, pastinya semua orang menginginkan hasil jepretan kamera yang waw dan bagus dengan cara selfie

Istilah Selfie sendiri sekarang sudah tenar dikalangan pengguna smartphone, karena selfie ini bisa foto sendiri dengan menggunakan kamera depan, sehingga untuk menghasilkan gambar foto yang bagus diperlukan kamera yang didukung dengan kekuatan hasil jepretanya.



Pada sebuah kamera depan smartphone awalnya tidak terlalu dianggap sebagai fitur yang benar-benar diperlukan, mungkin  hanya sekedar alat untuk memotret wajah sendiri atau bisa juga sebagai pengganti cermin. Sehingga dengan begitu tenarnya bernama selfie. Karena pada kamera depan hidup kembali. Produsen smartphone yang tadinya hanya memfokuskan kamera di bagian belakang, sekarang mulai fokus di kamera depan dan mendukungnya dengan beragam fitur-fitur.

Pada sebuah tren selfie sendiri bukan hanya pada kalangan artis sendiri, tentunya pejabat negarapun upload ke media sosial dengan selfie, dalam berbagai fose dan pemandangan yang beda sehingga menghasilkan berbagai hasil yang diinginkan.

Menurut rublik Tabloid Pulsa 5 pengaruh selfie yang diungkap oleh situs lifehack.org, 4 diantaranya memang lebih condong menjadi hal yang negatif antara lain :

1. Selfie Meningkatkan Resiko Terhadap Privasi

Facebook saat ini telah menggunakan teknologi pengenalan wajah (Deep Face Project) dan beberapa ahli berpendapat bahwa hal ini adalah ilegal. Fitur pengenal wajah ini tentu saja cukup menghawatirkan Anda yang masih konsen dengan masalah privasi atau keamana pribadi. Lihatlah bagaimana Facebook memproses 350 juta foto setiap harinya. Pengenalan wajah tak hanya dapat mengenali profil orang yang ada di foto, tapi juga membuka ancaman bagi orang lain untuk mengakses informasi berharga secara personal untuk kemudian digunakan sebagai alat komersial atau eksploitasi lainnya.

Meski demikian, fitur pengenal wajah tak selalu berdampak buruk. Pihak keaman mungkin jadi lebih mudah mengakses ke semua data, termasuk akses ke orang-orang yang mereka curigai dan emngidentifikasi mereka.

2. Selfie Bisa menyebabkan Kecanduan

Seringkali mencoba untuk mendapatkan foto selfie yang paling sempurna untuk  diposting akun Instagram Anda? Jangan mencoba terlalu keras karena bisa menyebabkan Anda kecanduan dan terobsesi. Contoh ekstrim adalah kisah Danny Bowman melakukan percobaan bunuh diri. Alasannya? Dia tidak bisa mendapatkan foto selfie yang sempurna walau telah mencobanya selama 10 jam sehari (rata-rata ia melakukan 200 selfies sehari). Ibunya kemudian datang dan menyelamatkan hidupnya dan dia sekarang harus menjalani program rehabilitasi. Bowman kemudian secara bertahap belajar untuk hidup tanpa iPhone-nya.

3. Selfi Dapat Merusak Hubungan di Dunia Nyata

Tahukah Anda bahwa teman sejati Anda dapat akhirnya tidak menyukai Anda ketika ketika Anda memasukkan terlalu banyak memasukkan foto selfie di sosial media? Keputusan untuk memasukkan banyak foto diri dapat merusak persahabatan dan hubungan Anda dengan rekan Anda. Ini adalah kesimpulan mengejutkan yang diperoleh para peneliti di Heriot-Watt University, Edinburgh. Mereka menemukan selfie akan berdampak negatif terhadap tingkat keintiman hubungan.

4. Posting Terlalu Banyak Foto Selfie tIdak Menyebabkan Kelainan

Beberapa waktu lalu muncul rumor mengenai kelainan psikologis yang disebut “Selfitis”. Ada beberapa tahap penyakit ini, yang pertama yang adalah selfitis ringan jika Anda memposting sekitar 3 foto selfie per hari. Anda akan disebut emndapat penyakit Selfitis kronis jika Anda mengambil foto diri sendiri sepanjang hari dan kemudian mempostingnya setidaknya enam kali sehari. Rumor ini menjadi viral dan orang-orang mulai khawatir akan kebenaran berita tersebut. Namuns etelah rumor menyebar beberap saat, barulah diketahui bahwa selfitis tersebut hanyalah sebuah lelucon dan sama sekali tidak benar.

Memposting banyak foto selfie tidaklah serta merta akan membuat Anda memiliki kelainan kejiwaan. Kecuali kasus Bowman di atas dan juga gangguan terhadap hubungan pertemana  Anda.

5. Selfies menempatkan terlalu banyak penekanan pada penampilan fisik

Akan terlihat indah bukan, jika Anda memposting foto yang menunjukkan keramahan, kejujuran, kebaikan, serrta hal-hal yang baik di sekitar kita?

Namun tren selfie tampaknya bergerak ke arah lain. Selfie kini cenderung fisikal. Kecantikan, otot yang kekar, mode yang sedang tren, gadget terbaru hingga latar belakang mobil mewah menjadikan selfie kini melulu soal fisik dan materi. Bahakan akhir-akhir ini, ada tren selfie baru yang disebut belfie (bottom-selfie). Agak kurang sopan jika Kami memajang salah satu contoh foto belfie di halaman ini. Namun  Anda dapat menggooglingnya dan Anda mungkin akan terkejut (jika tidak mengernyitkan dahi cukup dalam) melihat tren belfie tersebut.

Sekali lagi, Saat ini postingan selfie semuanya begitu fisik dan nilai-nilai kemanusiaan seperti kejujuran, kebaikan, kesederhanaan semakin terpinggirkan.

Semoga bermanfaa.....