Mitos Tentang Gerhana Bulan yang Melegenda



Mitos Tentang Gerhana Bulan yang Melegenda



Ternyata, Masyarakat dunia memiliki kisah menarik setiap perjumpaannya dengan fenomena alam. Seperti fenomena gerhana bulan.

Menariknya, gerhana kali ini terbilang langka. Selain disebut sebagai Gerhana Super Blue Bloodmoon karena perpaduan gerhana-gerhana bulan yang biasa terjadi, gerhana ini pun baru muncul setelah kemunculannya terakhir kali pada 31 Maret 1866 atau sekitar 152 tahun yang lalu.

Memperingati berlangsungnya peristiwa tersebut, cerita hantu Indonesia dan luar negeri akan mencoba merangkum lima mitos tentang gerhana bulan di benak masyarakat dunia.

1. Tuhan Sedang Marah

Masyarakat Yunani kuno percaya bahwa terjadinya gerhana bulan akibat kemarahan Tuhan yang merupakan awal akan munculnya bencana besar.

Kata gerhana (enclipse) berasal dari bahasa Yunani yakni 'Ekleipsis' yang artinya ditinggalkan. Atau berarti manusia yang ditinggalkan oleh tuhan.

2. Bulan Sedang Terluka

Suku Hupa yang tinggal di bagian Utara California Benua Amerika percaya bahwa gerhana bulan terjadi sebagai tanda bulan tengah terluka karena berwarna merah.

Suku Hupa percaya bulan memiliki sejumlah istri dan banyak hewan peliharaan yang buas. Konon, bila hewan peliharaan tersebut telat diberi makan, lantas bulan akan diserang yang lantas sampai berdarah-darah.

Baca Uga : 
3. Bulan Dimakan Raksasa dan Naga

Karena cahaya bulan yang seolah tertutupi kala gerhana berlangsung, sebagian masyarakat dunia percaya bahwa bulan tengah dimakan.

Beberapa masyarakat daerah Jawa percaya momen gerhana bulan adalah waktu Raksasa Batara Kala memakan bulan tersebut. Yang menarik, saat itu masyarakat langsung menabuh tempat penumbuk padi sehingga Batara Kala lambat laun pergi karena ketakutan oleh bunyi tabuhan.

Berbeda dengan masyarakat di Cina, mereka menganggap gerhana bulan terjadi tanda naga yang tengah marah lantas memakan bulan. Untuk mengusirnya, masyarakat lantas menyalakan petasan.

4. Makanan Terpapar Racun

Masyarakat Jepang dulu percaya ketika gerhana bulan total berlangsung, ada racun yang disebarkan ke muka bumi.

Menyikapi itu, masyarakat Jepang akan segera menutup sumur atau tempat-tempat penampung air, berikut ternak dan lahan tani karena ditakutkan terkontaminasi racun.

5. Ibu Hamil Sembunyi Saat Gerhana

Sebagian masyarakat Indonesia hingga kini masih percaya saat gerhana berlangsung, wanita yang tengah hamil tidak boleh pergi keluar melihat bulan karena ditakutkan bayinya terlahir dengan kelainan.

Ada juga yang berpendapat saat itu wanita hamil tidak menggunakan pisau untuk memotong apapun selama gerhana atau anaknya akan terlahir dengan bibir sumbing.

Ada juga kepercayaan wanita hamil yang menyentuh perutnya saat gerhana akan melahirkan bayi dengan tanda lahir tertentu. Sehingga ada yang menganggap, sebaiknya saat gerhana muncul wanita hamil mesti bersembunyi di kolong ranjang.